Kamis, 27 Juli 2017

Pelestarian Adat Budaya Nusantara (Kota Palembang)

1.Laporan Persiapan atau Pra-Produksi

1. Menentukan topik pembicaraan

2.Tentukan informasi, keterangan, dan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan wawancara

3. Menentukan pokok-pokok yang akan ditanyakan pada narasumber

4. Menyusun daftar pertanyaan (selain wawancara bebas)

5.  Menentukan narasumber dan menghubunginya

6. Menyiapkan alat-alat perekam, alat tulis, dan perangkat-perangkat yang di  perlukan untuk wawancara      

7. Awalnya reporter akan mempersiapkan dulu pokok bahasan apa yang akan diangkat dan menentukan apa goal setting dari berita tersebut, lalu setelah itu menentukan narasumber yang dapat digali informasinya agar goal setting itu bisa tercapai. Goal setting bisa tercapai apabila pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan menjurus pada goal setting tersebut, dan narasumber memberikan jawaban yang sesuai dengan arah pertanyaan yang diajukan. Setelah semua informasi yang didapat cukup untuk memenuhi tercapainya goal setting, lalu reporter melaporkan apa yang sudah didapatnya dan menuangkan ke dalam berita yang dapat disampaikan melalui media televisi, surat kabar, dll. 



2. Laporan Produksi

1. Dalam tahap ini, pewawancara memperkenalkan diri sekaligus mengemukakan maksud dan tujuan wawancara. Pewawancara hendaknya mengikuti tata aturan dan kesopanan, baik dalam penampilan maupun penggunaan bahasa. Penampilan hendaknya rapi, bersih, dan enak dipandang. Adapun dalam penggunaan bahasa, hendaklah ia menggunakan tutur kata yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.

2. Selama proses wawancara berlangsung, pewawancara hendaknya bersikap sebagai pihak yang netral. Artinya, ia tidak memihak pada suatu konflik pendapat, peristiwa, ataupun konflik-konflik lainnya yang mungkin dikemukakan narasumber. Pewawancara hendaknya tidak pula mempengaruhi sikap, pendirian, ataupun emosi-emosi narasumber. Selain itu, pewawancara harus pula mempunyai kesiapan dan tektik-teknik khusus dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi. Misalnya, jawaban yang dikemukakan narasumber, dan sebagainya.

3. Sebaiknya pewawancara tetap melakukan pencatatan, yang cukup berupa kata-kata kunci dari pendapat yang dikemukakan narasumber. Catatan atau kata-kata kunci itu gunanya untuk membantu pewawancara agar :
(1) dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya
(2) membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita kaset sehingga mempermudah proses penganalisisannya

4. Melakukan wawancara, foto dan merekam dengan cara yang sopan dan menggunakan bahasa yang santun


3. Laporan Pasca Produksi

1. Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Pewawancara hendaknya menyatakan ucapan terima kasih. Tambahkan pula pengharapannya agar kedua pihak dapat bertemu lagi pada kesempatan lain. Tetaplah pelihara hubungan baik dengannya.
2. Sebelum hasil wawancara itu diolah atau dipublikasikan, sebaiknya narasumber mengetahui rekaman atau catatan dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakannya itu. Cara ini dapat menghindari kesalah pahaman di samping memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengoreksi kekeliruan yang mungkin terjadi dari yang telah dikatakannya.
3. Mendiskusikan hasil wawancara

4. Melalukan editing

5. Menyusun laporan hasil wawancara

6 . Menulis laporan hasil wawancara

Latar Belakang Wawancara


Daerah Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang merupakan salah satu provinsi yang memilki Keanekaragaman kebudayaan yang menarik. Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang ini banyak menyimpan khasanah seni dan budaya.
Selain potensi wisatanya yang mempesona sebut saja Sungai Musi, Jembatan Ampera yang menjadi landmark kota Palembang. Juga ada makanan khas yang sangat populer seperti pempek Palembang. Provinsi Sumatera Selatan juga memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas dari daerah provinsi ini.

Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya.
Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi di utara, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di timur, Provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Sejarah kota palembang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari budha terbesar di asia tenggara pada saat itu, kerajaan Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya”.

Kota Palembang juga dijuluki Venice of the East (“Venesia dari Timur”).
Kota Palembang secara geografis terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT.24.24″BT.
Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. 

Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.

Penduduk Palembang biasanya ber etnis melayu dan terkadang menggunakan bahasa melayu yg telah disesuaikan dengan daerah setempat dan yang sekarang di kenal dengan bahasa Palembang.


Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak dan masih banyak lagi. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya.


Artikel Hasil Liputan :
K
ota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Daerah Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang merupakan salah satu provinsi yang memilki Keanekaragaman kebudayaan yang menarik. Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang ini banyak menyimpan khasanah seni dan budaya. Kota Palembang pernah menjadi Ibu Kota Kerajaan Bahari Budha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, kerajaan Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya”.
Kota Palembang juga dijuluki Venice of the East (“Venesia dari Timur”). Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.
Penduduk Palembang biasanya ber etnis melayu dan terkadang menggunakan bahasa melayu yg telah disesuaikan dengan daerah setempat dan yang sekarang di kenal dengan bahasa Palembang.
Kota palembang juga bisa di jadikan sebagai tujuan pariwisata anda semua, karena di palembang ini tidak kalah indah dengan Bali atau yg lainnya langsung aja kita ke objek pariwisata yg pertama ada

Sungai Musi

Sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti


Jembatan Ampera

Sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.


Benteng Kuto Besak

Terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang


Terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah.
Dan masih banyak sekali tempat wisata yang terdapat di Kota Palembang yang dapat anda kunjungi ketika anda sedang berlibur di Kota Palembang.


Adapun Kesenian yang terdapat di Palembang di antaranya terdapat kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)  dipentaskan pada acara berlangsung di Palembang sebagai upaya pihak penyelenggara untuk menghibur para penonton. Dul Muluk berkembang sejak 1854 dari sebuah kitab Syair Abdul Malik melalui seni tutur pantun yang bercerita dalam penyampaian pesan menghibur dari seorang pedagang Arab masuk ke Kota Palembang, selanjutnya berkembang bercampur dengan budaya Melayu dalam pementasan tokoh oleh sang pelakon.
Dengan menggunakan berbagai jenis pakaian khas Palembang dibalut kain songket dan tanjak, para pelakon bermain berbalas pantun serta beratraksi di atas panggung yang kental dengan musik melayu serta dialog logat Palembang.
Menurut Wak Yeng, salah seorang pemain bahwa ia sudah ikut dalam pentas Dul Muluk sejak sepuluh tahun silam, dan merasa sangat senang karena sering berkumpul para pemain serta banyak sahabat. Kesenian khas Dul Muluk yang lahir dari adat dan budaya dipentaskan dengan menceritakan Kerajaan Sriwijaya mengandung nilai edukasi, moral, hiburan serta keragaman dan kerukunan adat di daerah.
Dul muluk adalah teater tradisional yang berkembang di Sumatera Selatan. Konon seni pertunjukan ini bermulai dari syair Raja Ali Haji, sastrawan yang pernah bermukim di Riau. Nah, karya sang raja ini terkenal dan menyebar hingga Palembang. Pementasan dul muluk serupa lenong. Pertunjukan itu mulai dikenal sebagai dul muluk pada awal abad ke-20. Pada masa penjajahan Jepang sejak tahun 1942, Seni rakyat itu berkembang menjadi teater tradisi yang dipentaskan dengan panggung. Grup teater kemudian bermunculan dan dul muluk tumbuh dan digemari masyarakat. Bentuk pementasan dul muluk serupa dengan lenong dari masyarakat Betawi di Jakarta. Kalau lenong menggunakan Bahasa Betawi, dul muluk menggunakan Bahasa Melayu dan Bahasa Palembang.
Dul Muluk biasanya dipentaskan setiap ada pesta pernikahan. Kadang kala Dul Muluk bisa diadakan semalam suntuk. Meski sempat kehilangan pamor, dun muluk kini kembali dilestarikan oleh generasi muda melalui pementasan di sekolah-sekolah.


Selain kesenian yang ada di Palembang adapun berbagai jenis tari tarian yang ada di Palembang, salah satunya tarian khas Palembang yaitu seperti tari tanggai, 

Tari tanggai dibawakan untuk ketika menyambut tamu-tamu kehormatan atau dipentaskan dalam acara hajatan pernikahan. Tari Tanggai termasuk salah satu tari tradisional asli Palembang, tetapi telah berkembang hingga ke seluruh penjuru Sumatera Selatan.Tari ini dipentaskan oleh lima orang penari. Penari-penari tersebut mengenakan pakaian khas daerah Sumatera Selatan seperti dodot, songket, kalung, pending, rampai atau kembang urat, sanggul malang, kembang goyang, tajuk cempako, dan tanggai berbentuk kuku. Tanggai yang digunakan dalam tarian ini terbuat dari bahan berupa lempengan tembaga. Tarian ini adalah perpaduan antara busana khas daerah Sumatera Selatan dengan  gerakan-gerakan yang gemulai. Tari ini diberi nama Tanggai karena para penari yang mementaskan tarian ini semuanya menggunakan tanggai yang dipasang pada delapan jarinya kecuali jari jempol. Tanggai terbuat dari kuningan atau perak yang kemudian dipasangan pada ujung jaring tangan. Jadi, sebenarnya kekuatan dan keindahan tarian ini terletak pada tanggai atau kuku palsu yang dikenakan oleh para penarinya. Pada saat hari-hari besar atau saat acara-acara lain, tarian ini selalu ditampilkan setelah tamu kehormatan datang dalam acar tersebut. Setelah tamu duduk di tempat yang disediakan, tari ini akan dipentaskan sebelum acara dimulai.
Selain Tari Tanggai, Sumatera Selatan juga memiliki tarian lain yang biasa digunakan untuk menyambut tamu yaitu Gending Sriwijaya.

Tari Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan. Sebenarnya ini tidak hanya sekedar tarian tetapi juga merupakan sebuah lagu. Melodi lagu Gending Sriwijaya digunakan sebagai pengiring untuk mengiringi tarian Gending Sriwijaya. Sesuai dengan namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan kejayaan, keagungan, dan keluhuran kerajaan Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama bertahun-tahun dan berhasil mempersatukan wilayah Barat Nusantara. Tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, dan tamu-tamu agung yang lain. Sekilas, tarian ini mirip dengan Tari Tanggai. Bedanya terletak pada perlengkapan busana penari dan jumlah penarinya. Dalam sebuah pementasan, penari Gending Sriwijaya total berjumlah 13 orang. Dari 13 orang tersebut terdapat satu orang sebagai penari utama. Penari ini membawa tepak, kapur, dan sirih. Sisanya 6 orang sebagai penari pendamping, dua orang pembawa tombak, dua penari pembawa peridon atau perlengkapan tepak, satu orang pembawa payung, dan satu orang penyanyi. Pembawa payung kebesaran dan pembawa tombak adalah pria sedangkan sisanya adalah perempuan.

Apabila anda sedang berkelibur ke kota Pempek, yang konon katanya akan menjadi tuan rumah asean games pada tahun 2018 mendang salah satu Kerajinan tangan yang sangat terkenal di Palembang yaitu Sewet Songket. Sewet Songket adalah kain yang biasanya dililitkan/dipakai di bagian bawah pakaian wanita Palembang. Biasanya kain sewet ini berpasangan dengan kemben atau selendang. Sewet songket ini berbahan benang khas songket Palembang. Kain sewet ini biasanya dipakai pada waktu khusus saja, misalnya pada saat perayaan perkawinan. Pakaian songket lengkap yang dikenakan oleh pengantin, biasanya dengan Aesan Gede (Kebesaran) Aesan Pengganggon (Paksangko) Aesan. Selendang Mantri Aesan Gandek (Gandik), dan sebagainya. Salah satu macam sewet yaitu Songket benang emas.


Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. Rumah Limas sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi. Selain berbentuk limas, rumah tradisional Sumatera Selatan ini juga tampak seperti rumah panggung dengan tiang-tiangnya yang dipancang hingga ke dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungannya yang berada di daerah perairan.  Anda dapat berkunjung ke Rumah Limas milik keluarga Bayuki Wahab di Jl. Mayor Ruslan dan Hasyim Ning di Jl. Pulo, 24 Ilir, Palembang. Di sini, Anda akan merasakan seperti berada di masa lalu dengan nuansa rumah adat yang sangat kental pengaruh budayanya.



Terakhir, dari hasil yang telah saya dapatkan dari seorang narasumber cara kita lakukan untuk mengantisipasi pencurian kebudayaan daerah Indonesia di Palembang oleh negara tetangga, diantaranya dengan mengenali akan bangga budaya daerah Kita lebih bangga dengan budaya-budaya yang sebenarnya dan mengenal aneka ragam budayanya dan mengenali Kebijakan pemerintah Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah di tanah air. 

Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap even-even akbar nasional. Misalnya tari-tarian, lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara tetangga. Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan daerah yang kita miliki. Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.

Kesimpulan :
Jadi Kesimpulan yang telah saya dapatkan dari hasil wawancara dengan narasumber masyarakat Kota Palemban. Budaya dapat di artikan sebagai hal hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia dan Provinsi Sumatera Selatan mempunyai kebudayaan yang harus dilestarikan.

Saran :
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus ikut melestarikan kebudayaan daerah dengan cara Mengenali dan bangga akan budaya daerah
Pemerintah harus memantau dan ikut melestarikan kebudayaan daerah supaya tidak di ambil Negara lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar