Kamis, 27 Juli 2017

Teknik Editing Berita Online

DI balik sebuah tulisan yang enak dibaca terdapat editor (redaktur) yang hebat.

Editing adalah pekerjaan intelektual dan teknis. Intelektual karena ia membutuhkan wawasan memadai untuk validasi fakta dalam sebuah naskah. Teknis karena ia membutuhkan kecermatan dalam pilihan kata, kalimat, dan tanda baca. Dengan intelektualitas dan kemampuan teknis, editor menjadikan sebuah naskah menjadi hebat, layak siar, layak muat, enak dibaca, serta mudah dicerna pembaca.

Editing efektif membutuhkan intelijensia, empati, fleksibilitas, kepercayaan diri, kemauan untuk bereksperimen, ketajaman, ketelitian, kesabaran, guna membantu penulis dalam mencapai tujuannya.


DESKRIPSI KERJA :
Tugas editor adalah editing – mengedit, menyunting, yakni proses penentuan, seleksi, dan perbaikan (koreksi) naskah yang akan dimuat atau dipublikasikan.  Di media massa, editing adalah tugas redaktur.
Dalam proses penulisan naskah berita, editing merupakan bagian dari aktivitas pengolahan hasil liputan (news processing) setelah melewati tahap news planning(perencanaan berita), news gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan news writing(penulisan bahan-bahan berita menjadi sebuah tulisan berita).
TUJUAN EDITING :
1Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif,
2. Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai  dengan  visi dan misi redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience.
3. Menyesuaikan naskah dengan gaya media bersangkutan, standar bahasaserta kelayakan naik cetak (fit to print) atau kelayakan siar (fit to broadcast).
KELENGKAPAN EDITOR :
1. Style Book –buku pedoman gaya bahasa khas media tempat editor bekerja.
2. Kamus Bahasa.
3. Kamus singkatan (akronim).
4. Peta.
5. Buku biografi tentang tokoh-tokoh ternama.
6. Ensiklopedi.
7. Buku telefon.
8. Buku atau koleksi ucapan atau pepatah terkenal.
SYARAT EDITOR
Dikemukakan mantan Pemimpin Redaksi Harian Times London, Harold Evans, dalam buku Newsman’s English:
1. Berwawasan luas
2. Berkepala dingin
3. Sanggup bekerja dalam suasana tergesa-gesa dan rumit tanpa menderita perasaan tertekan
4. Cermat, hati-hati, tekun
5. Tegas
6. Melihat dari sudut pandang pembaca.
REFERENSI:
http://romeltea.com/teknik-editing-tulisan/


Pelestarian Adat Budaya Nusantara (Kota Palembang)

1.Laporan Persiapan atau Pra-Produksi

1. Menentukan topik pembicaraan

2.Tentukan informasi, keterangan, dan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan wawancara

3. Menentukan pokok-pokok yang akan ditanyakan pada narasumber

4. Menyusun daftar pertanyaan (selain wawancara bebas)

5.  Menentukan narasumber dan menghubunginya

6. Menyiapkan alat-alat perekam, alat tulis, dan perangkat-perangkat yang di  perlukan untuk wawancara      

7. Awalnya reporter akan mempersiapkan dulu pokok bahasan apa yang akan diangkat dan menentukan apa goal setting dari berita tersebut, lalu setelah itu menentukan narasumber yang dapat digali informasinya agar goal setting itu bisa tercapai. Goal setting bisa tercapai apabila pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan menjurus pada goal setting tersebut, dan narasumber memberikan jawaban yang sesuai dengan arah pertanyaan yang diajukan. Setelah semua informasi yang didapat cukup untuk memenuhi tercapainya goal setting, lalu reporter melaporkan apa yang sudah didapatnya dan menuangkan ke dalam berita yang dapat disampaikan melalui media televisi, surat kabar, dll. 



2. Laporan Produksi

1. Dalam tahap ini, pewawancara memperkenalkan diri sekaligus mengemukakan maksud dan tujuan wawancara. Pewawancara hendaknya mengikuti tata aturan dan kesopanan, baik dalam penampilan maupun penggunaan bahasa. Penampilan hendaknya rapi, bersih, dan enak dipandang. Adapun dalam penggunaan bahasa, hendaklah ia menggunakan tutur kata yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.

2. Selama proses wawancara berlangsung, pewawancara hendaknya bersikap sebagai pihak yang netral. Artinya, ia tidak memihak pada suatu konflik pendapat, peristiwa, ataupun konflik-konflik lainnya yang mungkin dikemukakan narasumber. Pewawancara hendaknya tidak pula mempengaruhi sikap, pendirian, ataupun emosi-emosi narasumber. Selain itu, pewawancara harus pula mempunyai kesiapan dan tektik-teknik khusus dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi. Misalnya, jawaban yang dikemukakan narasumber, dan sebagainya.

3. Sebaiknya pewawancara tetap melakukan pencatatan, yang cukup berupa kata-kata kunci dari pendapat yang dikemukakan narasumber. Catatan atau kata-kata kunci itu gunanya untuk membantu pewawancara agar :
(1) dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya
(2) membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita kaset sehingga mempermudah proses penganalisisannya

4. Melakukan wawancara, foto dan merekam dengan cara yang sopan dan menggunakan bahasa yang santun


3. Laporan Pasca Produksi

1. Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Pewawancara hendaknya menyatakan ucapan terima kasih. Tambahkan pula pengharapannya agar kedua pihak dapat bertemu lagi pada kesempatan lain. Tetaplah pelihara hubungan baik dengannya.
2. Sebelum hasil wawancara itu diolah atau dipublikasikan, sebaiknya narasumber mengetahui rekaman atau catatan dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakannya itu. Cara ini dapat menghindari kesalah pahaman di samping memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengoreksi kekeliruan yang mungkin terjadi dari yang telah dikatakannya.
3. Mendiskusikan hasil wawancara

4. Melalukan editing

5. Menyusun laporan hasil wawancara

6 . Menulis laporan hasil wawancara

Latar Belakang Wawancara


Daerah Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang merupakan salah satu provinsi yang memilki Keanekaragaman kebudayaan yang menarik. Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang ini banyak menyimpan khasanah seni dan budaya.
Selain potensi wisatanya yang mempesona sebut saja Sungai Musi, Jembatan Ampera yang menjadi landmark kota Palembang. Juga ada makanan khas yang sangat populer seperti pempek Palembang. Provinsi Sumatera Selatan juga memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas dari daerah provinsi ini.

Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya.
Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi di utara, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di timur, Provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Sejarah kota palembang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari budha terbesar di asia tenggara pada saat itu, kerajaan Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya”.

Kota Palembang juga dijuluki Venice of the East (“Venesia dari Timur”).
Kota Palembang secara geografis terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT.24.24″BT.
Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. 

Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.

Penduduk Palembang biasanya ber etnis melayu dan terkadang menggunakan bahasa melayu yg telah disesuaikan dengan daerah setempat dan yang sekarang di kenal dengan bahasa Palembang.


Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak dan masih banyak lagi. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya.


Artikel Hasil Liputan :
K
ota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Daerah Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang merupakan salah satu provinsi yang memilki Keanekaragaman kebudayaan yang menarik. Provinsi Sumatera Selatan Kota Palembang ini banyak menyimpan khasanah seni dan budaya. Kota Palembang pernah menjadi Ibu Kota Kerajaan Bahari Budha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, kerajaan Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya”.
Kota Palembang juga dijuluki Venice of the East (“Venesia dari Timur”). Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.
Penduduk Palembang biasanya ber etnis melayu dan terkadang menggunakan bahasa melayu yg telah disesuaikan dengan daerah setempat dan yang sekarang di kenal dengan bahasa Palembang.
Kota palembang juga bisa di jadikan sebagai tujuan pariwisata anda semua, karena di palembang ini tidak kalah indah dengan Bali atau yg lainnya langsung aja kita ke objek pariwisata yg pertama ada

Sungai Musi

Sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti


Jembatan Ampera

Sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.


Benteng Kuto Besak

Terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang


Terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah.
Dan masih banyak sekali tempat wisata yang terdapat di Kota Palembang yang dapat anda kunjungi ketika anda sedang berlibur di Kota Palembang.


Adapun Kesenian yang terdapat di Palembang di antaranya terdapat kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)  dipentaskan pada acara berlangsung di Palembang sebagai upaya pihak penyelenggara untuk menghibur para penonton. Dul Muluk berkembang sejak 1854 dari sebuah kitab Syair Abdul Malik melalui seni tutur pantun yang bercerita dalam penyampaian pesan menghibur dari seorang pedagang Arab masuk ke Kota Palembang, selanjutnya berkembang bercampur dengan budaya Melayu dalam pementasan tokoh oleh sang pelakon.
Dengan menggunakan berbagai jenis pakaian khas Palembang dibalut kain songket dan tanjak, para pelakon bermain berbalas pantun serta beratraksi di atas panggung yang kental dengan musik melayu serta dialog logat Palembang.
Menurut Wak Yeng, salah seorang pemain bahwa ia sudah ikut dalam pentas Dul Muluk sejak sepuluh tahun silam, dan merasa sangat senang karena sering berkumpul para pemain serta banyak sahabat. Kesenian khas Dul Muluk yang lahir dari adat dan budaya dipentaskan dengan menceritakan Kerajaan Sriwijaya mengandung nilai edukasi, moral, hiburan serta keragaman dan kerukunan adat di daerah.
Dul muluk adalah teater tradisional yang berkembang di Sumatera Selatan. Konon seni pertunjukan ini bermulai dari syair Raja Ali Haji, sastrawan yang pernah bermukim di Riau. Nah, karya sang raja ini terkenal dan menyebar hingga Palembang. Pementasan dul muluk serupa lenong. Pertunjukan itu mulai dikenal sebagai dul muluk pada awal abad ke-20. Pada masa penjajahan Jepang sejak tahun 1942, Seni rakyat itu berkembang menjadi teater tradisi yang dipentaskan dengan panggung. Grup teater kemudian bermunculan dan dul muluk tumbuh dan digemari masyarakat. Bentuk pementasan dul muluk serupa dengan lenong dari masyarakat Betawi di Jakarta. Kalau lenong menggunakan Bahasa Betawi, dul muluk menggunakan Bahasa Melayu dan Bahasa Palembang.
Dul Muluk biasanya dipentaskan setiap ada pesta pernikahan. Kadang kala Dul Muluk bisa diadakan semalam suntuk. Meski sempat kehilangan pamor, dun muluk kini kembali dilestarikan oleh generasi muda melalui pementasan di sekolah-sekolah.


Selain kesenian yang ada di Palembang adapun berbagai jenis tari tarian yang ada di Palembang, salah satunya tarian khas Palembang yaitu seperti tari tanggai, 

Tari tanggai dibawakan untuk ketika menyambut tamu-tamu kehormatan atau dipentaskan dalam acara hajatan pernikahan. Tari Tanggai termasuk salah satu tari tradisional asli Palembang, tetapi telah berkembang hingga ke seluruh penjuru Sumatera Selatan.Tari ini dipentaskan oleh lima orang penari. Penari-penari tersebut mengenakan pakaian khas daerah Sumatera Selatan seperti dodot, songket, kalung, pending, rampai atau kembang urat, sanggul malang, kembang goyang, tajuk cempako, dan tanggai berbentuk kuku. Tanggai yang digunakan dalam tarian ini terbuat dari bahan berupa lempengan tembaga. Tarian ini adalah perpaduan antara busana khas daerah Sumatera Selatan dengan  gerakan-gerakan yang gemulai. Tari ini diberi nama Tanggai karena para penari yang mementaskan tarian ini semuanya menggunakan tanggai yang dipasang pada delapan jarinya kecuali jari jempol. Tanggai terbuat dari kuningan atau perak yang kemudian dipasangan pada ujung jaring tangan. Jadi, sebenarnya kekuatan dan keindahan tarian ini terletak pada tanggai atau kuku palsu yang dikenakan oleh para penarinya. Pada saat hari-hari besar atau saat acara-acara lain, tarian ini selalu ditampilkan setelah tamu kehormatan datang dalam acar tersebut. Setelah tamu duduk di tempat yang disediakan, tari ini akan dipentaskan sebelum acara dimulai.
Selain Tari Tanggai, Sumatera Selatan juga memiliki tarian lain yang biasa digunakan untuk menyambut tamu yaitu Gending Sriwijaya.

Tari Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan. Sebenarnya ini tidak hanya sekedar tarian tetapi juga merupakan sebuah lagu. Melodi lagu Gending Sriwijaya digunakan sebagai pengiring untuk mengiringi tarian Gending Sriwijaya. Sesuai dengan namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan kejayaan, keagungan, dan keluhuran kerajaan Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama bertahun-tahun dan berhasil mempersatukan wilayah Barat Nusantara. Tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, dan tamu-tamu agung yang lain. Sekilas, tarian ini mirip dengan Tari Tanggai. Bedanya terletak pada perlengkapan busana penari dan jumlah penarinya. Dalam sebuah pementasan, penari Gending Sriwijaya total berjumlah 13 orang. Dari 13 orang tersebut terdapat satu orang sebagai penari utama. Penari ini membawa tepak, kapur, dan sirih. Sisanya 6 orang sebagai penari pendamping, dua orang pembawa tombak, dua penari pembawa peridon atau perlengkapan tepak, satu orang pembawa payung, dan satu orang penyanyi. Pembawa payung kebesaran dan pembawa tombak adalah pria sedangkan sisanya adalah perempuan.

Apabila anda sedang berkelibur ke kota Pempek, yang konon katanya akan menjadi tuan rumah asean games pada tahun 2018 mendang salah satu Kerajinan tangan yang sangat terkenal di Palembang yaitu Sewet Songket. Sewet Songket adalah kain yang biasanya dililitkan/dipakai di bagian bawah pakaian wanita Palembang. Biasanya kain sewet ini berpasangan dengan kemben atau selendang. Sewet songket ini berbahan benang khas songket Palembang. Kain sewet ini biasanya dipakai pada waktu khusus saja, misalnya pada saat perayaan perkawinan. Pakaian songket lengkap yang dikenakan oleh pengantin, biasanya dengan Aesan Gede (Kebesaran) Aesan Pengganggon (Paksangko) Aesan. Selendang Mantri Aesan Gandek (Gandik), dan sebagainya. Salah satu macam sewet yaitu Songket benang emas.


Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. Rumah Limas sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi. Selain berbentuk limas, rumah tradisional Sumatera Selatan ini juga tampak seperti rumah panggung dengan tiang-tiangnya yang dipancang hingga ke dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungannya yang berada di daerah perairan.  Anda dapat berkunjung ke Rumah Limas milik keluarga Bayuki Wahab di Jl. Mayor Ruslan dan Hasyim Ning di Jl. Pulo, 24 Ilir, Palembang. Di sini, Anda akan merasakan seperti berada di masa lalu dengan nuansa rumah adat yang sangat kental pengaruh budayanya.



Terakhir, dari hasil yang telah saya dapatkan dari seorang narasumber cara kita lakukan untuk mengantisipasi pencurian kebudayaan daerah Indonesia di Palembang oleh negara tetangga, diantaranya dengan mengenali akan bangga budaya daerah Kita lebih bangga dengan budaya-budaya yang sebenarnya dan mengenal aneka ragam budayanya dan mengenali Kebijakan pemerintah Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah di tanah air. 

Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap even-even akbar nasional. Misalnya tari-tarian, lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara tetangga. Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan daerah yang kita miliki. Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.

Kesimpulan :
Jadi Kesimpulan yang telah saya dapatkan dari hasil wawancara dengan narasumber masyarakat Kota Palemban. Budaya dapat di artikan sebagai hal hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia dan Provinsi Sumatera Selatan mempunyai kebudayaan yang harus dilestarikan.

Saran :
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus ikut melestarikan kebudayaan daerah dengan cara Mengenali dan bangga akan budaya daerah
Pemerintah harus memantau dan ikut melestarikan kebudayaan daerah supaya tidak di ambil Negara lain

Minggu, 09 Juli 2017

Foto Karya Jurnalistik Human Interest, Lalu Lintas dan Budaya

Human Interest 


Judul: Menjemput Rejeki
Lokasi: Jalan Malioboro, Jogja

Spesifikasi Teknis
kamera: Canon EOS 1000D
lensa: 18-200mm, f/4.5, ISO 1600, speed 1/200

Deskripsi: 
Seorang abang becak di pinggiran jalan Malioboro yang bersiap menjemput penumpang yang siap diantar kemanapun ia pergi.



Judul: Mengayuh Rejeki
Lokasi: Kampung batik laweyan
Spesifikasi Teknis
kamera: Canon EOS 1000D
lensa: 18-200mm, f/4.5, ISO 1600, speed 1/200

Deskripsi: 
Foto ini menceritakan perjuangan seorang bapak yang mengayuh sepeda mebawa keranjang sayur yang akan dijual di pasar untuk memenuhi kebutuhannya hari itu.

Lalu Lintas




Budaya



Berbicara Fotografi Jurnalistik pada dasarnya berbicara masalah pemberitaan, namun penekanan disini mengacu pada teknik visualisasinya. Bagaimana sebuah gambar bisa mevisualisasikan suatu peristiwa kejadian di masyarakat sehingga pembaca atau menikmat dapat merasakan getaran yang ada di dalam gambar ketika di lihatnya. 
Fotografi Jurnalistik banyak digunakan dalam dunia pemberitaan dan foto-foto ini akan menghiasi rangkaian pemberitaan yang akan dikomunikasikan pada masyarakat melalui Koran, tabloid, majalah dan bulletin.
Fotografi Jurnalistik merupakan hasil perpaduam antara antara kata dan gambar atau Word and Picture. Bagaimana sebuah gambar yang ditampilkan bisa menguraikan sesuatu kata-kata dalam pemberitaan hingga dapat mempengaruhi pikiran orang.

Berdasarkan fungsinya klasifikasi Fotografi Jurnalistik mempunyai tujuan khusus yaitu menyampaikan informasi suatu peristiwa atau kejadian di masyarakat melalui pengadegan gambar-gambar menarik yang disampaikan lewat media seperti media cetak dalam bentuk koran, majalah dan tabloid ataupun melalui media audio visual seperti pemberitaan televisi.
Fotografi Jurnalistik merupakan perwujudan karya fotografi yang dalam visualisasi obyeknya lebih ditekakan pada sudut pemberitaan, oleh karenanya karya foto yang dihasilkan harus berorientasi pada peristwa yang nyata seperti kronologi kehidupan masyarakat sehari-hari dan bukan mengandalkan sikap imajinasi semata dari kreatornya. 

Bentuk nyata dari fungsi Fotografi Jurnalistik adalah ketika kita melihat karya-karya foto yang terpampang di dalam isi koran, majalah atau tabloid yang sering kita jumpai di pasaran atau juga gambar-gambar video yang berisi berita-berita keseharian manusia dalam mengarungi hidup melalui siaran televisi dari berbagai stasiun penyiaran televisi yang ada. Dalam waktu tertentu, penyajian Fotografi Jurnalistik juga bisa terlepas dari proses keterkaitan produksi media pemberitaan dan berdiri sendiri dalam menyebarkan informasi tersebut melalui sebuah pameran di sebuah gedung, namun tetap terikat pada tema jurnalistik yang mengikatnya.

Kamera yang digunakan dalam melakukan pemotretan lebih mudah menggunakan kamera berteknologi digital, hal ini dimaksudkan untuk memeprmudah dalam proses pengeditan dan pencetakannya. Format kamera yang digunakan tentu lebih mudah menggunakan berformat kecil atau disebut juga dengan kamera 135 mm dan dikenal dengan istilah kamera Single Lens Relex, yang disingkat menjadi Kamera Digital SLR. Dikarenakan dalam proses pengerjaannya atau dalam implementasi dilapangan menggunakan pencetakan ukuran yang sangat besar berdasarkan kepentingannya itu, maka frame dari hasil foto haruslah beresolusi besar. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka kamera selain berformat Digital SLR, juga mempunyai resolusi minimal 16 Mega Pixel. Selain kententuan di atas, kualitasnya tidak bisa dijamin secara maksimal, apalagi menggunakan kamera model poket dengan resolusi di bawah 7 Mega Pixel hasilnya hanya sebatas untuk kepentingan pribadi alias dokumentasi sendiri.

Dalam proses penciptaannya untuk menghasilkan foto-foto rekaman peristiwa penting dengan keragaman karakter di tengah masyarakat itu, tidak begitu saja seenaknya diciptakan berdasarkan imajinasi semata atas kemauan sendiri  dari fotografernya. Keberadaan karya Fotografi Jurnalistik telah diikat dengan aturan-aturan dalam dunia jurnalistik atau dunia pemberitaan, oleh karenanya dalam proses penciptaannya harus mengacu pada syarat-syarat yang terkait dengan dunia pers atau pemberitaan. 

Setiap hasil jepretan atau bidikan obyek dari kamera fotografer atau lebih dikenal dengan istilah wartawan itu harus mengadung unsur jurnalistiknya diantaranya adalah 5W +1, sehingga hasil yang dikreasikan oleh wartawan tersebut dapat memenuhi syarat pencatuman ke dalam materi produksi media massa. Dalam proses pengkreasiannya itu, berbagai macam teknik pengambilan gambar boleh diaplikasikan sepanjang tidak merusak nilai kerealitasan peristiwanya.Contoh kongkrit dalam hal ini ketika seorang wartawan mau mengabadikan peristiwa lomba motor cross di arena balap. 
Supaya terlihat dramatik maka pengambilan gambarnya diambil ketika pengendara motor sedang melakukan aksi jumping sehingga motor melesat terbang tinggi di udara. dalam keadaan itulah fotgrafer atau wartawan tersebut membidiknya dengan teknik “Freshing” atau sama artinya dengan “stop action”, sehingga gambar yang dihasilkan tetap cemerlang.

Prinsip Jurnalistik Online

Prinsip Dasar Jurnalistik Online

Prinsip dasar jurnalistik online merupakan pedoman dasar 
bagi praktisi jurnalistik online sekaligus menunjukkan 
karakteristik jurnalistik online yang berbeda dengan 
jurnalistik cetak dan elektronik.

Prinsip dasar jurnalistik online ini dikemukakan
Paul Bradshaw di Online Journalism Blog.
Ia menyebutkan lima prinsip dasar jurnalistik online 
yang diringkas dalam kata B-A-S-I-C

1.  Brevity
2.  Adaptability 
3.  Scannability 
4.  Interactivity
5.  Community  dan Coversation

1. Keringkasan (Brevity). 
Berita dituntut untuk bersifat ringkas, untuk menyesuaikan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannya yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan istilah umum komunikasi ‘KISS’, yakniKeep It Short and Simple.


2. Adaptabilitas atau kemampuan beradaptasi (Adaptabilty). 
Para jurnalis daring dituntut agar mampu menyesuaikan diri di tengah kebutuhan dan preferensi publik. Dengan adanya kemajuan teknologi, jurnalis dapat menyajikan berita dengan cara membuat berbagai keragaman cara, seperti dengan penyediaan format suara, video, gambar, dan lain-lain dalam suatu berita.


3. Dapat dipindai (Scannability)
Untuk memudahkan para audiens, situs-situs terkait dengan jurnalisme daring hendaknya memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita.

4. Interaktivitas (Interactivity).
Komunikasi dari publik kepada jurnalis dalam jurnalisme daring sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas. Pemirsa (viewer) dibiarkan untuk menjadi pengguna (user). Hal ini sangat penting karena semakin audiens merasa dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada.


5. Komunitas dan percakapan (Community and Conversation). 
Media daring memiliki peran yang lebih besar daripada media cetak atau media konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas.

Jurnalis/media online juga harus memberi jawaban atau timbal balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik tadi.


Sumber : (www.romelteamedia.com)






Selasa, 16 Mei 2017

Feature Kebudayaan

Kota Palembang

Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km² yang dihuni 1,8 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang. 

Pembangunan LRT (kereta api layang), dan rencana pembangunan sirkuit motor GP di kawasan Jakabaring dan sirkuit F1 di kawasan Tanjung Api-Api, merupakan proyek pengembangan Kota Palembang terkini.

Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". 

Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 688 Masehi menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur").

Suku Palembang

Suku Melayu Palembang atau yang lebih dikenal dengan Suku Palembang adalah salah satu suku Melayu yang terletak di wilayah Kota Palembang dan sekitarnya. Suku Palembang juga merupakan salah satu kelompok etnis terdekat dari Suku Komering. Suku Palembang di Palembang semakin lama semakin berkurang, tetapi di Tepian Sungai Musi masih banyak ditemukan suku Palembang. Suku Palembang bahasanya mirip dengan Bahasa Melayu Jambi dengan Suku Melayu Bengkulu yang kata-katanya berakhiran dengan kata o.

Suku Melayu Palembang umumnya bermata pencaharian Sebagai Petani. Suku Palembang juga tidak mendiami wilayah Kota Palembang saja, tetapi juga mendiami wilayah Kabupaten Ogan Ilir (Seperti Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Pemulutan, dan Kecamatan Indralaya). Dan wlayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Seperti Kecamatan Kota Kayu Agung, dan Kecamatan Jejawi). Kebanyakan keturunan suku Palembang ini juga banyak menyebar di wilayah Bengkulu, dan Jambi. Suku Melayu Palembang banyak menganut Agama Islam, sisanya beragama Buddha. Tetapi masih ada juga yang beragama animisme, mereka juga hidup secara berdamping-dampingan dan damai.


Kebudayaan Suku Palembang

Kalau bicara kota dengan pendapatan perkapita paling tinggi di Indonesia, maka semua akan tertuju pada kota Palembang. Kota Palembang merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Selatan sekaligus ibu kotanya. Lokasinya di tepi Sungai Musi.

Dari 1,2 juta penduduk kota Palembang, 40-50% adalah suku Palembang. Suku Palembang dibagi dalam dua kelompok, yaitu Wong Jeroo dan Wong Jabo. Wong Jeroo merupakan keturunan bangsawan/hartawan dan sedikit lebih rendah dari orang-orang istana dari kerajaan zaman dulu yang berpusat di Palembang. Sementara Wong Jabo adalah rakyat biasa.

Beberapa kalangan berpendapat bahwa suku Palembang merupakan hasil dari peleburan bangsa Arab, Tionghoa, suku Jawa dan kelompok-kelompok suku lainnya di Indonesia.

Banyak orang Palembang menjadi pegawai pemerintahan. Namun ada pula yang bekerja sebagai pedagang di pasar, buruh, nelayan, guru, atau sebagai pengrajin kerajinan tangan Luasnya ladang minyak di Palembang menjadi kekayaan tersendiri kota Palembang.

Tradisi yang telah mengakar dalam budaya suku Palembang dan telah dijalankan selama beberapa abad sebagai pedagang, ialah sebagian kecil pedagang menjajakan dagangannya di atas permukaan air sungai Musi dengan menggunakan perahu. Selain menjadi pedagang, orang Palembang juga banyak yang berhasil menduduki sektor penting di pemerintahan Sumatera Selatan, dan juga tidak sedikit yang berhasil di perantauan dalam segala bidang, termasuk menjadi pejabat pemerintahan Indonesia dan beberapa sukses menjadi artis, sedangkan yang lain juga banyak bekerja di sektor swasta dan lain-lain.

Banyak orang Palembang yang masih tinggal di rumah yang didirikan di atas air. Rumah limas menjadi model arsitektur rumah khas Palembang yang kebanyakan didirikan di atas panggung di atas air untuk melindungi dari banjir.

Suami atau ayah berfungsi sebagai pelindung rumah tangga dengan tugas pokok mencari nafkah dalam sistem kekeluargaan suku Palembang. Sedangkan istri bertanggung jawab menjaga ketertiban dan keharmonisan rumah tangga. Keberhasilan seorang istri ditentukan oleh ungkapan para suami yang berkata “rumah tanggaku adalah surgaku”. Sebuah keluarga lebih mengharapkan anak laki-laki daripada anak perempuan. Para kakek-kakek dari kedua belah pihak menganggap cucu lelaki sebagai jaminan dan bakal negeri (memperkuat kekuatan mereka) dan negakke jurai (jaminan sebagai penerus garis keturunan mereka).

Islam menjadi agama yang dianut sebagaina besar orang Palembang. Sondok piyogo atau dalam bahasa Indonesia berarti “Adat dipangku, syari'at dijunjung” merupakan semboyan yang dipegang teguh oleh suku Palembang. Semboyan tersebut bermakna bahwa meskipun mereka sudah mengecap pendidikan tinggi, mereka tetap mempertahankan adat kebiasaan suku Palembang.

Lapangan pekerjaan merupakan masalah sosial suku Palembang. Karena pengangguran menjadi masalah bagi orang Palembang. Orang Palembang dikenal sebagai orang yang sulit atau bahkan tidak mau melakukan pekerjaan kasar. Modernisasi merupakan momok bagi suku Palembang di mana kebudayaan mereka akan mengalami perubahan hingga kemerosotan.

Dalam kesehariannya, suku Palembang berbicara dalam bahasa Palembang. Bahasa Palembang sendiri merupakan bagian atau varian dari bahasa Melayu atau sering disebut sebagai bahasa Melayu Palembang. Bahasa Palembang menggunakan dialek “o” pada akhir setiap kata. Inilah yang membedakan bahasa Melayu Riau dan Melayu Malaysia dengan bahasa Melayu Palembang. Adapun dialek bahasa Melayu Palembang ini memiliki dua dialek bahasa, yaitu baso Palembang Alus dan baso Palembang Sari-Sari .


Sejarah Palembang


Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya, Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.

Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.

Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343.

Pada awal abad ke-15, kota Palembang diduduki perompak Chen Zuyi yang berasal dari Tiongkok. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian ditumpas oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407.

Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang apoteker Portugis menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.

Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan permukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.

Palembang menjadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011


Penduduk Palembang


Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, Musi, Pasemah, dan Semendo. 

Pendatang dari luar Sumatera Selatan kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. 

Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa,Minangkabau, Madura, Bugis dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab.

Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Di dalam catatan sejarahnya, Palembang pernah menerapkan undang-undang tertulis berlandaskan Syariat Islam, yang bersumber dari kitab Simbur Cahaya. Selain itu terdapat pula penganut Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu.


Arti lambang Kota Palembang

Bangunan Sirah yaitu rumah Palembang warna asli merah tua coklat dengan pinggiran keemasan berikut 2x (4+5) = 18 tanduk lembaran daun teratai. Ditengah atasan terdapat kembang melati yang belum mekar, berikut simbar yang melambangkan kerukunan kekeluargaan dan kesejahteraan Kota Palembang disegala zaman.

Puncak rebung warna kuning keemasan, melambangkan kemuliaan dan keagungan. Jumlah 8 buah, melambangkan kemuliaan dan keagungan. Jumlah 8 buah, melambungkan bulan Agustus yang bersejarah, bulan Proklamasi yang mengingatkan perjuangan Kemerdekaan RI. Segi tiga ialah sebuah Bukit yang termasyur di Palembang dengan nama BUKIT SIGUNTANG berwarna hijau berikut sinar keemasan, melambangkan tanggal 17 hari Proklamsi Kemerdekaan RI. Bukit Siguntang adalah tempat kesucian dimasa zaman purbakala yaitu diabad ke VII s/d XII terdapat kumpulan candi-candi, kuil-kuil dan Perguruan Tinggi dikunjungi oleh Pendeta-pendeta dan pelajar-pelajar di seluruh Asia.


Seni dan Budaya


Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.

Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:

Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)

  • Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan

  • Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail

  • Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang

  • Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit

Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh China pada masa lampau. 

Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.

Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan warna - warna terang dan masih mempertahankan motif - motif tradisional setempat.

Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.


Makanan khas


Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. 

Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang.

  • Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.

  • Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas.

  • Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.

  • Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang.

  • Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.

  • Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.

  • Martabak HAR, adalah makanan Khas dari India yang di bawah oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telur bebek dan telur ayam, kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.

  • Pindang Patin, salah satu makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.

  • Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat.

  • Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.

  • Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.

  • Otak-otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang.

  • Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.

  • Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian digoreng.

  • Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan saat hari raya.

  • Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam. Kue khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan di hari raya.

  • Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit

    .