A. Bentuk-Bentuk Tulisan Jurnalistik
1. Berita atau straight news
Tulisan ini berisi laporan langsung yang hanya memuat fakta kejadian dan surat dengan informasi. Sifat tulisan ini padat, lugas, singkat, jelas, dan memenuhi unsur 5W+1H.Berbeda dengan kaidah tulisan yang lain yang isinya dimulai dari yang tidak penting menuju ke klimaks, berita dimulai dengan fakta yang paling penting. Selain itu, isi berita merupakan fakta peristiwa yang benilai berita (news value), yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Oleh karena itu, penulisannya tidak mencampuradukkan fakta dengan opini dan sifatnya beribang.Struktur berita dikenal dengan piramida terbalik. Semakin ke bawah tulisan itu, isi atau informasi yang disajikan semakin tidak penting. Alasan penulisan seperti itu untuk memudahkan penyuntingan atau pembuangan informasi yang tidak penting karena keterbatasan kolom yang tersedia di surat kabar dan majalah. Cara menuliskan berita dimulai dengan teras berita. Teras ini merupakan bagian terpenting dari seluruh berita karena ia memuat unsur 5W+1H. Kelima W itu ialah what (apa), who (siapa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa) dan how(bagaimana).Jenis-jenis teras itu ditulis sesuai dengan kebutuhan. Bagi masyarakat, sering kali jenis teras yang mengungkapkan apa dari suatu kejadian lebih menarik dibandingkan dengan jenis teras lainnya, tetapi untuk mengungkapkan suatu kejadian, siapa yang mengungkapkan jauh lebih menarik daripada apa yang diungkapkannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis berita dalam penulisan adalah date-line. Penulisan date-line mengikuti aturan masing-masing pada surat kabar. Penulisan date-linedidasarkan pada tempat ditulisnya berita tersebut.
2. Tajuk Rencana atau Editoral
Bentuk tulisan ini merupakan ulasan mengenai sesuatu hal yang penuh makna. Ulasan tersebut merupakan kajian intelektual yang dilakukan secara intens sehingga mengarah pada suatu kesimpulan yang mengarahkan pembaca untuk memahami permasalahannya. Dengan demikian, editoral merupakan pendapat redaksi surat kabar atau majalah.Ciri-ciri tajuk rencana biasanya berisi: pertama, opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, baik itu aspek social, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olahraga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya. Kedua, ulasan tentang suatu masalah yang dimuat. Ketiga, topik yang ditulis dalam tajuk rencana berskala nasional maupun internasional. Keempat, tertuang pikiran subjektif redaksi yang terkait erat dengan kebijakan media yang bersangkutan. Kelima, ditulis secara berkala, bergantung dari jenis terbitan medianya, bisa harian, atau mingguan, atau dua mingguan, dan bulanan.
Untuk menuliskan tajuk rencana, seseorang wartawan yang ditugasi untuk menulisnya harus mempunyai wawasan yang luas. Tidak semua kejadian dapat diangkat menjadi pokok masalah yang layak dibahas oleh redaksi. Salah satu ukuran untuk mengangkat persoalan dalam tajuk rencana ialah adanya aspek khusus yang menonjol yang terkait dengan kepentingan umum atau bangsa.
Teknik penulisan tajuk rencana sama seperti teknik penulisan umum. Ada bagian pendahuluan, pembahasan, dan penutup atau kesimpulan. Pendahuluan itu biasanya dimulai dengan titik tolak kejadian yang aktual. Tajuk rencana ditutup dengan kesimpulan yang mencerminkan pendapat penulisnya. Tidak dapat dibantah, pendapat itu menjadi hak redaksi.
Suatu tajuk rencana yang baik tidak hanya melontarkan kritik, tetapi memberikan jalan keluar mengenai suatu masalah atau memberikan alternatif. Hal tersebut berarti penulis tajuk senantiasa harus berfikir positif dan kritis.
3. Feature
Bentuk tulisan feature atau tuturan lebih lengkap dan terinci dibandingkan
dengan laporan atau berita.
Kelengkapan feture terletak pada bumbu imajinasi penulisnya.
Dalam hal ini, opini penulis dapat dikembangkan dan diramu
dengan fakta yang disajikan sehingga tulisannya menjadi
menarik dan berisi. Ia juga bisa berbentuk sindiran.
Teknik penulisannya pun tidak berbeda dengan penulisan umum,
yaitu diawali dengan
pengembangan dan ditutup dengan kesimpulan.
Feature memiliki enam jenis
Di
bawah ini adalah penjelasan mengenai ke
enam jenis feature
Penjelasannya
adalah sebagai berikut :
Feature Minat Insani (Human Interest Feature
Feature jenis ini terutama dimaksudkan untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan bahkan
menguras air mata khalayak. Human interest termasuk yang paling efektif dalam menyentuh wilayah
intuisi, emosi, dan psikologi khalayak yang anonim dan heterogen. Human interest tak hanya
berhubungan dengan manusia. Dunia flora dan fauna pun termasuk di dalamnya.
Feature Minat Insani (Human Interest Feature
Feature jenis ini terutama dimaksudkan untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan bahkan
menguras air mata khalayak. Human interest termasuk yang paling efektif dalam menyentuh wilayah
intuisi, emosi, dan psikologi khalayak yang anonim dan heterogen. Human interest tak hanya
berhubungan dengan manusia. Dunia flora dan fauna pun termasuk di dalamnya.
Feature Sejarah (Hystorycal Feature)
Feature sejarah berusaha untuk melakukan rekonstruksi peristiwa tidak saja dari sisi fakta benda-benda
tetapi juga mencakup aspek-aspek manusiawinya yang selalu mengundang daya simpati dan empati
khalayak.
Feature biografi (Biografical Feature)
Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan tokoh seperti
pemimpin pemerintahan dan masyarakat,public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya
untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban manusia, senantiasa mendapat
tempat yang terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di seluruh dunia.
Feature Perjalanan (Travelogue Feature)
Feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu
kegiatan atau tempat-tempat yang dinilai memiliki daya tarik tertentu, disebutfeature perjalanan. Sesuai
dengan namanya, feature perjalanan merupakan kisah perjalanan wartawan atau seseorang bersama
kelompoknya ke objek-objek tertentu yang menarik seperti hutan, lembah, laut, danau, pantai, gua,
termasuk juga objek-objek wisata peniggalan sejarah.Feature jenis ini terutama dimaksudkan untuk
memberi informasi serta memotivasi khalayak untuk mengenali dan mencintai alam, flora, dan fauna.
Feature yang menuntun atau mengajarkan tentang bagaimana melakukan atau mengerjakan sesuatu
disebut feature petunjuk praktis atau how to do.
Feature Ilmiah (Scientific Feature)
Feature yang mengungkap sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan,
disebut feature ilmiah. Feature yang menceritakan kloning domba di Inggris, kisah penelitian tentang
habitat simpanse di Kalimantan, kisah penelitian alam bawah samudera oleh para ilmuwan LIPI di
Jepang, merupakan feature ilmiah yang amat mengasyikkan untuk dibaca, didengar, atau
ditonton. Feature ilmiah biasanya lebih banyak tampil di televisi daripada di radio dan majalah.
sastra (gaya penulisan karya fiksi seperti cerpen) yang menuturkan peristiwa.Kedua, Isinya penonjolan
segi (angle) tertentu dalam sebuah peristiwa, biasanya unsur yang mengandung segi human interest, yakni
memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi, keharuan, simpati,
kegembiraan, atau bahkan amarah atau kejengkelan. Ketiga, Mengedepankan unsur hiburan ketimbang
informasi. Keempat, Biasanya menggunakan “kata berona” (colorful word) untuk menambah daya
tulisan. Kelima, Jenis-jenisfeature antara lain feature berita (news feature), feature artikel (article feature),
tips (how to do it feature), feature biografi, feature perjalanan atau petualangan (catatan perjalanan), dan
sebagainya.
KESIMPULAN
Bentuk-bentuk tulisan jurnalistik terbagi atas lima, yaitu, berita, reportase, feature, artikel, dan kolom.Bentuk-bentuk tulisan jurnalistik sangat berbeda dengan tulisan ilmiah. Tulisan jurnalistik ini menggunakan
bahasa jurnalistik yang mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu juga, tulisan jurnalistik tidak
menggunakan bahasa yang hanya dimengerti oleh sebagian pembaca. Oleh karena itu, tulisannya lebih
menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa yang bisa dibaca oleh semua kalangan, baik itu kalangan
pelajar, maupun masyarakat umum.
Selain itu, ada juga tulisan-tulisan ilmiah ini yang dimuat dalam surat kabar, tetapi kata-katanya diubah
dan diolah lagi sehingga bahasanya mudah dimengerti seperti bahasa jurnalistik, namun kekurangannya,
yaitu tidak semua orang membaca tulisan tersebut. Hanya orang-orang yang berkepentingan dan tulisan
tersebut berhubungan dengan dunia kerjanya saja yang membacanya.
Setelah membaca makalah tulisan jurnalistik ini, semoga pembaca dapat memperoleh manfaat dan
memperoleh informasi tentang hal-hal yang dapat memperluas wawasannya tentang dunia jurnalistik dan
menjadikannya sebagai panduan dan pedoman jika ingin membuat tulisan-tulisan jurnalistik agar tidak
salah dalam memaknai jenis masing-masingnya.
Sumber : http://cicisriana.blogspot.co.id/2015/04/bentuk-bentuk-tulisan-jurnalistik.html
Bagaimana Keterkaitan Antara Social Media dan Citizen Journalism dalam Membentuk Interaktivitas di Masyarakat?
Jurnalisme online memiliki sejumlah fitur dan karakteristik yang berbeda dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita (Santana, 2005:136). Jurnalisme online memiliki karakteristik yang berbeda dengan jurnalisme tradisional yaitu real time (dipublikasikan dalam waktu seketika), multimedia (dapat memasukkan elemen multimedia seperti teks, suara, musik, animasi dll), dan interaktif/adanya interaktivitas. Beberapa karakteristik itu tentu ada pada social media dan citizen journalism. Dimana karakteristik tersebut semakin menarik atau mempersuasif masyarakat sebagai penggunanya. Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller (2012;568), social media merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, audio dan video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya. Cakupan social media sebagai sarana berbagi informasi tentu sangat luas. Di era perkembangan jaman yang semakin pesat ini social media bukan hanya digunakan sebagai sarana informasi melainkan bisa digunakan dalam berbagai hal seperti bisnis, eksistensi, dan pencitraan seseorang. Efek perkembangan internet yang terus berkembang menyebabkan adanya social media yang semakin mempermudah pengguna dalam berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui banyaknya jenis social media yang ada.Social media juga dapat diartikan sebagai aplikasi kelompok yang luas dari situs dan internet berbasis yang memungkinkan untuk penciptaan dan berbagi konten. Kebanyakan definisi social media menyoroti dua elemen kunci: · Partisipasi: adanya aliran arah multi komunikasi di mana pengguna dapat menghasilkan serta mengkonsumsi konten. Komunitas: orang-orang berkumpul di komunitas berdasarkan kepentingan bersama. Status atau kepentingan sosial adalah unsur kunci dalam setiap komunitas. (Hill, Steve. Paul Lashmar. 2014. Online Journalism The Essential Guide. London: SAGE Publications Ltd) Jenis dari social media pun dapat terbilang banyak, diantaranya : situs jejaring sosial (facebook, path), konten (youtube), blog dan microblog (twitter) dan sebagainya
Terlihat jelas bahwa dari upload-an berita terkait “Sonya Depari” banyak menarik pengguna atau viewers dari video itu untuk langsung berinteraksi atau saling berkomentar atas video yang di share. Keberadaan youtube selain sebagai media hiburan dan tontonan, pengguna pun dapat dengan mudah berinteraksi atau menjalin interaktivitas dari setiap video baik yang berupa informasi maupun hiburan. Maka kekuatan dari social media yaitu semakin meningkatkan partisipasi masyarakat terkait isu-isu publik. Pengguna internet di Indonesia terbilang besar dan dari tahun ke tahun semakin bertambah. Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, populasi netter Tanah Air mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Pada 2017, eMarketer memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban.
Lantas, apa manfaat media sosial bagi responden? 76 persen menggunakannya sebagai sarana memantau informasi, 46 persen sebagai sumber ide berita, 36 persen sebagai sarana monitoring/evaluasi, 31 persen sebagai sumber mencari sumber, 24 persen sebagai bahan berita dan 16 persen sebagai sarana verifikasi. Lantas bagaimana partisipasi responden dalam menciptakan konten bagi media sosial? Jawaban diperoleh dari pertanyaan mengenai pesan apa yang biasanya disampaikan melalui akun media sosial responden? 41 persen responden menginformasikan mengenai kegiatan kerja yang tengah dilakukan. Sebanyak 40 persen menginformasikan mengenai berita menarik di organisasi media di mana mereka bekerja. Media sosial berfungsi menjadi sarana meluaskan basis konsumen berita yang diproduksi organisasi media/jurnalis. Sebanyak 32 persen responden menggunakan akun media sosialnya untuk ekspresi personal atau perasaan (termasuk galau?), hanya 11 persen yang menggunakan akun media sosialnya sebagai sarana melakukan kritik sosial atas kebijakan public/komentar berita/peristiwa.
Maka terlihat jelas banyak manfaat yang diperoleh dari adanya social media saat ini. manfaatnya pun dapat beragam, bukan hanya mengenai interaktivitas. Tak mengherankan jika pengguna social media pun semakin bertambah. Sehingga perkembangan internet yang pesat ini menimbulkan dampak adanya kemunculan berbagai macam aplikasi yang canggih yang semakin mendukung pengguna untuk menggunakan social media. Misalnya path, instagram, bbm, dan linkedlin. Semua itu semakin mempermudah pengguna untuk dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya di social media. Selain perkembangan internet yang memicu penggunaan social media yang semakin besar. Ada pula, perkembangan lain yang erat kaitannya dengan pengguna yaitu adanya fenomena citizen journalism atau sering disebut sebagai jurnalisme warga. Terdapat beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism diantaranya public journalism, civic journalism, advocacy journalism, citizens media participatory journalism, dan participatory media. Menurut Winoto (2010, p.1) citizen journalism diartikan sebagai proses dimana seseorang yang bukan berasal dari jurnalis profesional namun memberikan kontribusi kepada media. Sedangkan orang yang melakukannya disebut citizen journalist atau yang lebih dikenal sebagai jurnalis warga. Sedangkan Shayne Bowman & Chris Willis (2003) citizen journalism adalah „...the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. Artinya bahwa warga memiliki hak untuk menjadi pencari, pemproses dan penganalisa berita untuk kemudian dilaporkan kepada masyarakat luas melalui media.
Sehingga seorang citizen journalism berbeda dengan jurnalis pada umumnya. Sebab, citizen journalism merupakan warga bukan jurnalis yang melaporkan atau menyampaikan berita. Maka citizen journalism jelas berbeda dengan jurnalis professional. Seorang jurnalis professional tentu memiliki kartu pers resmi dan terdaftar dalam Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Kemunculan citizen journalism tentu juga memberikan manfaat, seperti : memberikan sudut pandang referensi terhadap isu-isu yang berkembang, sumber berita menjadi beragam dan sebagainya. Sementara itu, seorang ahli media yang sering menulis di poynter.org, Stive Outing (2005) memilah citizen journalism ke dalam 11 kategori: Membuka ruang untuk komentar publik, dimana pembaca bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalis professional. Ini mungkin yang kita kenal sebagai ruang “surat pembaca” di media konvensional. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis jurnalis professional. Biasanya ada kontribusi pendapat dari luar jurnalis, dimana foto kontributor akan ikut diterbitkan. Ini juga yang biasa kita jumpai di majalah-majalah umumnya. Kolaborasi antara jurnalis professional dengan non jurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi/ bidang yang akan dibahas dalam artikel tersebut, sebagai bantuan dalam mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang professional non jurnalis ini bisa juga menjadi kontributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut. Ini juga bisa kita temui di media konvensional. Bloghouse, sebuah website yang mengundang pembaca untuk ikut membaca. Newsroom citizen „transparency‟ blogs, merupakan blog yang disediakan untuk upaya transparansi organisasi sebuah media, dimana pembaca bisa memasukkan keluhan, kritikan, atau pujian atas pekerjaan media tsb. Stand-alone citizen journalism site: melalui proses editing. Stand-alone citizen journalism site: tanpa proses editing. Stand-alone citizen-journalism website dengan tambahan edisi cetak. Hybrid: Pro + Citizen journalism. Suatu kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga. Disini ada peran para editor dalam menilai dan memilih berita yang akan diangkat ke halaman utama. Kontribusi berita tidak otomatis diterima sebagai sebuah berita, dan berita yang masuk masih tersaring lagi sebagai berita yang menjadi topik utama (berhak muncul di halaman pertama) atau bukan. Contohnya adalah ohmynews.com Penggabungan antara jurnalis professional dan jurnalis warga dalam satu atap, dimana website membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan jurnalis warga. Model wiki, dimana pembaca adalah juga editor. Setiap orang bisa menulis artikel, dan setiap orang bisa memberi tambahan atau komentar terhadap artikel yang terbit. Kategorisasi diatas dapat membedakan bagaimana citizen journalism dengan jurnalis professional. Siapapun bisa menjadi seorang citizen journalism tetapi tak semua orang bisa menjadi seorang jurnalis professional. Pekerjaan seorang jurnalis professional tentu berbeda dengan seorang citizen journalism atau jurnalis warga tersebut.
Terlihat jelas bagaimana citizen journalism memberikan suatu layanan kepada publik atau pengguna dalam interaktivitas. Selain interaksi dengan pengguna lain, pengguna atau masyarakat pun dapat mengkoreksi dengan berkomentar melalui berita yang disampaikan. Stuart Allan dan Einar Thorsen tidak berusaha untuk mendefinisikan jurnalisme warga dalam buku mereka dengan nama yang sama, tetapi mereka membahas bentuk jurnalisme warga yaitu: blog, pengumpulan berita warga, dan secara implisit sesuatu selain "perusahaan" usaha berita(Allan dan Thorsen 2009). Mark Deuze mengemukakan bahwa ciri jurnalis warga sebagai "memproduksi berita pada konsumen", tetapi juga bertentangan dengan jurnalis profesional sebagai " rekan pesaing" (Deuze 2007: 122) Dengan adanya citizen journalism tentu semakin memudahkan pengguna/masyarakat dalam mendapatkan informasi atau berita dengan cepat dari sumber yang ada. Keberadaan media sosial dan citizen journalism juga memberikan dampak kemudahan adanya interaktivitas dari pengguna satu ke pengguna lainnya. Semua media cetak dan penyiaran tentunya interaktif. Pemirsa televisi dan pendengar radio harus menyalakan pesawatnya dan memilih gelombang dan saluran (channel). Dengan adanya remote control semakin mempermudah pengguna dalam memilih channel. Tetapi, media ini tidak menawarkan kesempatan untuk berinteraksi. Media televisi dan radio tidak memiliki mekanisme feedback untuk berinteraksi. Kecuali kontribusi email dan telephone. Sedangkan surat kabar dan majalah dinilai lebih interaktif karena pembaca dapat memilih bagian yang disuka. Sementara itu, kemunculan internet saat ini seperti adanya social media dan citizen journalism memberikan suatu akses interaktivitas yang lebih daripada media lainnya. Terlebih, internet terus berkembang dari tahun ke tahun dan memunculkan banyak inovasi.
Interaktivitas didefinisikan sebagai pengguna internet yang dapat saling berinteraksi. Informasi yang disajikan tidak hanya berupa teks, tetapi juga animasi, grafis, maupun audio wawancara dengan narasumber terkait. Konvergensi media penyiaran dengan internet menciptakan global internet. Fenomena tersebut memiliki dampak adanya kecepatan dalam mendapatkan informasi. Bukan hanya itu, akses ke media pun semakin banyak memberikan pilihan pada penggunanya. Kemunculan multimedia dan interaktivitas saat ini bisa jadi merupakan dampak dari adanya global internet di dunia. Maka tak mengherankan bila social media dan citizen journalism membentuk dan mendukung adanya interaktivitas dalam masyarakat. Bentuk interaktivitas yang terjadi dapat terlihat dari banyaknya pengguna atau masyarakat yang ketika ada informasi tersebar di social media maupun melalui citizen journalism langsung memberikan respon atau komentar atas informasi tersebut terlebih bila informasi itu menyangkut kepentingan publik yang luas. Bukan hanya terkait informasi, akan tetapi bentuk interaktivitas lain juga terlihat dalam hal bisnis, dimana ada pula pengguna yang memanfaatkan social media sebagai sarana atau peluang untuk bisnis. Misalnya, maraknya online shop di social media instagram, facebook hingga bbm. Citizen journalism pun juga memberikan peluang pendapatan uang dari pengguna dengan informasi atau berita yang diberikan pada media. Sehingga adanya social media dan citizen journalism tidak terbatas pada pembentukan interaktivitas dalam masyarakat melainkan juga efek lain bagi penggunanya.
Terlihat jelas bagaimana citizen journalism memberikan suatu layanan kepada publik atau pengguna dalam interaktivitas. Selain interaksi dengan pengguna lain, pengguna atau masyarakat pun dapat mengkoreksi dengan berkomentar melalui berita yang disampaikan. Stuart Allan dan Einar Thorsen tidak berusaha untuk mendefinisikan jurnalisme warga dalam buku mereka dengan nama yang sama, tetapi mereka membahas bentuk jurnalisme warga yaitu: blog, pengumpulan berita warga, dan secara implisit sesuatu selain "perusahaan" usaha berita(Allan dan Thorsen 2009). Mark Deuze mengemukakan bahwa ciri jurnalis warga sebagai "memproduksi berita pada konsumen", tetapi juga bertentangan dengan jurnalis profesional sebagai " rekan pesaing" (Deuze 2007: 122) Dengan adanya citizen journalism tentu semakin memudahkan pengguna/masyarakat dalam mendapatkan informasi atau berita dengan cepat dari sumber yang ada. Keberadaan media sosial dan citizen journalism juga memberikan dampak kemudahan adanya interaktivitas dari pengguna satu ke pengguna lainnya. Semua media cetak dan penyiaran tentunya interaktif. Pemirsa televisi dan pendengar radio harus menyalakan pesawatnya dan memilih gelombang dan saluran (channel). Dengan adanya remote control semakin mempermudah pengguna dalam memilih channel. Tetapi, media ini tidak menawarkan kesempatan untuk berinteraksi. Media televisi dan radio tidak memiliki mekanisme feedback untuk berinteraksi. Kecuali kontribusi email dan telephone. Sedangkan surat kabar dan majalah dinilai lebih interaktif karena pembaca dapat memilih bagian yang disuka. Sementara itu, kemunculan internet saat ini seperti adanya social media dan citizen journalism memberikan suatu akses interaktivitas yang lebih daripada media lainnya. Terlebih, internet terus berkembang dari tahun ke tahun dan memunculkan banyak inovasi.
Interaktivitas didefinisikan sebagai pengguna internet yang dapat saling berinteraksi. Informasi yang disajikan tidak hanya berupa teks, tetapi juga animasi, grafis, maupun audio wawancara dengan narasumber terkait. Konvergensi media penyiaran dengan internet menciptakan global internet. Fenomena tersebut memiliki dampak adanya kecepatan dalam mendapatkan informasi. Bukan hanya itu, akses ke media pun semakin banyak memberikan pilihan pada penggunanya. Kemunculan multimedia dan interaktivitas saat ini bisa jadi merupakan dampak dari adanya global internet di dunia. Maka tak mengherankan bila social media dan citizen journalism membentuk dan mendukung adanya interaktivitas dalam masyarakat. Bentuk interaktivitas yang terjadi dapat terlihat dari banyaknya pengguna atau masyarakat yang ketika ada informasi tersebar di social media maupun melalui citizen journalism langsung memberikan respon atau komentar atas informasi tersebut terlebih bila informasi itu menyangkut kepentingan publik yang luas. Bukan hanya terkait informasi, akan tetapi bentuk interaktivitas lain juga terlihat dalam hal bisnis, dimana ada pula pengguna yang memanfaatkan social media sebagai sarana atau peluang untuk bisnis. Misalnya, maraknya online shop di social media instagram, facebook hingga bbm. Citizen journalism pun juga memberikan peluang pendapatan uang dari pengguna dengan informasi atau berita yang diberikan pada media. Sehingga adanya social media dan citizen journalism tidak terbatas pada pembentukan interaktivitas dalam masyarakat melainkan juga efek lain bagi penggunanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar